SEJARAH IFRS
Sejarahnya
pun cukup panjang dan berliku. Pada 1982, International Financial Accounting
Standard (IFAC) mendorong IASC sebagai standar akuntansi global. Hal yang sama
dilakukan Federasi Akuntan Eropa pada 1989. Pada 1995, negara-negara Uni Eropa
menandatangani kesepakatan untuk menggunakan IAS. Setahun kemudian, US-SEC
(Badan Pengawas Pasar Modal AS) berinisiatif untuk mulai mengikuti GAS. Pada
1998 jumlah anggota IFAC/IASC mencapai 140 badan/asosiasi yang tersebar di 101
negara. Akhirnya, pertemuan menteri keuangan negara-negara yang tergabung dalam
G-7 dan Dana Moneter Internasional pada 1999 menyepakati dilakukannya penguatan
struktur keuangan dunia melalui IAS. Pada 2001, dibentuk IASB sebagai IASC.
Tujuannya untuk melakukan konvergensi ke GAS dengan kualitas yang meliputi
prinsip-prinsip laporan keuangan dengan standar tunggal yang transparan, bisa
dipertanggung jawabkan, comparable, dan berguna bagi pasar modal. Pada 2001,
IASC, IASB dan SIC mengadopsi IASB. Pada 2002, FASB dan IASB sepakat untuk
melakukan konvergensi standar akuntansi US GAAP dan IFRS. Langkah itu untuk
menjadikan kedua standar tersebut menjadi compatible.
Memang,
hingga saat ini IFRS belum menjadi one global accounting standard. Namun
standar ini telah digunakan oleh lebih dari 150-an negara, termasuk Jepang,
China, Kanada dan 27 negara Uni Eropa. Sedikitnya, 85 dari negara-negara
tersebut telah mewajibkan laporan keuangan mereka menggunakan IFRS untuk semua
perusahaan domestik atau perusahaan yang tercatat (listed). Bagi Perusahaan
yang go international atau yang memiliki partner dari Uni Eropa, Australia,
Russia dan beberapa negara di Timur Tengah memang tidak ada pilihan lain selain
menerapkan IFRS.
Proses
yang panjang tersebut akhirnya menjadi apa yang disebut IFRS, yang merupakan
suatu tata cara bagaimana perusahaan menyusun laporan keuangannya berdasarkan
standar yang bisa diterima secara global. Jika sebuah negara beralih ke IFRS,
artinya negara tersebut sedang mengadopsi bahasa pelaporan keuangan.
PENGERTIAN
IFRS
IFRS merupakan standar akuntansi internasional yang
diterbitkan oleh International Accounting Standard Board (IASB).
Standar Akuntansi Internasional (International Accounting Standards/IAS)
disusun oleh empat organisasi utama dunia yaitu :
Ø Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB)
Ø Komisi Masyarakat Eropa (EC)
Ø Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC)
Ø Federasi Akuntansi Internasioanal (IFAC)
Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB) yang dahulu
bernama Komisi Standar Akuntansi Internasional (AISC), merupakan lembaga
independen untuk menyusun standar akuntansi. Organisasi ini memiliki tujuan
mengembangkan dan mendorong penggunaan standar akuntansi global yang
berkualitas tinggi, dapat dipahami dan dapat diperbandingkan.
Tujuan
IFRS adalah memastikan bahwa
laporan keuangan dan laporan keuangan interim perusahaan untuk periode-periode
yang dimaksud dalam laporan keuangan tahunan, mengandung informasi berkualitas
tinggi yang:
- Transparan bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang periode yang disajikan.
- Menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS.
- Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna.
Secara
garis besar ada empat hal pokok yang diatur dalam standar akuntansi :
1. Definisi
elemen laporan keuangan atau informasi lain yang berkaitan.
Definisi
digunakan dalam standar akuntansi untuk menentukan apakah transaksi tertentu
harus dicatat dan dikelompokkan ke dalam aktiva, hutang, modal, pendapatan dan
biaya.
2. Pengukuran
dan penilaian.
Pedoman
ini digunakan untuk menentukan nilai dari suatu elemen laporan keuangan baik
pada saat terjadinya transaksi keuangan maupun pada saat penyajian laporan
keuangan (pada tanggal neraca).
3. Pengakuan
Merupakan
kriteria yang digunakan untuk mengakui elemen laporan keuangan sehingga elemen
tersebut dapat disajikan dalam laporan keuangan.
4. Penyajian
dan pengungkapan laporan keuangan
Komponen
keempat ini digunakan untuk menentukan jenis informasi dan bagaimana informasi
tersebut disajikan dan diungkapkan dalam laporan keuangan. Suatu informasi
dapat disajikan dalam badan laporan (Neraca, Laporan Laba/Rugi) atau berupa
penjelasan (notes) yang menyertai laporan keuangan
Kerangka
Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Berdasar IFRS
Elemen
Laporan Keuangan
1. Neraca
2. Laporan
Laba Komperhensif
3. Laporan
Perubahan Ekuitas
4. Laporan
Arus Kas
5. Catatan
Atas Laporan Keuangan
6. Laporan
Posisi Keuangan pada Perioda Komparatif
Basis
Pengukuran
1. Biaya
Perolehan
2. Biaya
Kini
3. Nilai
Realisasi dan Penyelesaian
4. Nilai
Sekarang.
Konversi
PSAK ke IFRS
Sesuai
dengan roadmap konvergensi PSAK ke IFRS (International Financial
Reporting Standart) maka saat ini Indonesia telah memasuki tahap
persiapan akhir (2011) setelah sebelumnya melalui tahap adopsi (2008 – 2010).
Hanya setahun saja IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) menargetkan tahap persiapan
akhir ini, karena setelah itu resmi per 1 Januari 2012 Indonesia menerapkan
IFRS.
Dengan
adanya standar global tersebut memungkinkan keterbandingan dan pertukaran
informasi secara universal. Konvergensi IFRS dapat meningkatkan daya informasi
dari laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia. Adopsi
standar internasional juga sangat penting dalam rangka stabilitas perekonomian.
Manfaat
dari program konvergensi IFRS diharapkan akan mengurangi hambatantan-hambatan
investasi, meningkatkan transparansi perusahaan, mengurangi biaya yang terkait
dengan penyusunan laporan keuangan, dan mengurangi cost of capital.
Sementara tujuan akhirnya laporan keuangan yang disusun berdasarkan Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) hanya akan memerlukan sedikit rekonsiliasi untuk
menghasilkan laporan keuangan berdasarkan IFRS.
Sasaran konvergensi
IFRS tahun 2012 adalah merevisi PSAK agar sesuai dengan IFRS versi 1 Januari
2009 yang berlaku efektif tahun 2011/2012 dan konvergensi IFRS di Indonesia
dilakukan secara bertahap.
Manfaat
Konvergensi IFRS :
1.
Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan penggunaan Standar Akuntansi
keuangan yang dikenal secara internasional
2.
Meningkatkan arus investasi global melalui transparansi
3.
Menurunkan modal dengan membuka peluang fund raising melalui pasar modal secara
global.